Translate

Selasa, Desember 04, 2018

Twenty Four [11]

TWENTY FOUR

-I WAS WRONG-


“apa yang barusan kau katakan?” begitulah tanya Leo sesaat setelah aku berteriak didekatnya. Aku terdiam dan memandang Leo cukup lama, aku tak tau apa yang harus aku katakana padanya. Aku sedikit menderita berada di dekatnya, ia selalu mengingatkan ku pada Leo yang asli. Aku pun merasa kasihan padanya, jika memang ia adalah Leo asli yang kembali dihidupkan untuk menghilangkan rasa penasarannya selama hidup, maka aku akan membantunya untuk menghilangkan rasa penasaran itu. Aku tak ingin ia pergi, tapi aku pun ingin ia hidup dengan tenang dialamnya. “Leo, apa kau merasa penasaran dengan suatu hal?” tanya ku pada Leo. “aku penasaran, apa ada orang yang mencintai ku” jawab Leo dengan santainya.

“Aku mencintai mu Leo.”

Aku merasa lega karena mengatakannya, tapi mengapa aku merasa takut juga. Aku takut kehilangan Leo lagi. Aku ingin ia pergi dengan tenang, tapi itu menyakitkan ku.

Leo hanya menatapku tanpa kata kata, ia seperti mengatakan “aku tak percaya” dimatanya. Aku pun hanya menundukan wajahku darinya. Aku merasa takut dan sedih karena mengatakannya. “jika kau memang datang untuk mengakhiri rasa penasaranmu, aku akan membantu mu mencari taunya. Jika rasa penasaran itu adalah keingin tahuan mu dengan siapa orang yang mencitai mu selama ini, maka aku akan menjawabnya. Aku tak ingin kehilangan mu, itulah alasannya mengapa aku sangat menderita sejak hari kepergian Leo. tapi jika kau adalah arwah Leo yang sesungguhnya, itu akan lebih sangat menyakitkan melihat Leo yang aku cintai tak pergi dengan tenang” aku mengungkapkan semua perasaaan ku saat ini pada Leo.

“dengarkan aku Leo. Aku sangat mencintai mu, bahkan jika kau benar benar sudah pergi dengan tenang, aku akan tetap mencintai mu. Aku merasa konyol, bahkan saat ini pun aku mencintai sebuah bayangan yang parasnya sangat mirip dengan Leo. aku ingin kau pergi dengan tenang, tolong jangan pikirkan aku.” Aku menangis di depannya, aku seperti sudah tak terkendali dengan perasaan ku.

Leo mendekatiku, tanpa sepatah katapun Leo langsung memeluk ku. ini adalah kali pertama Leo memeluk ku, aku pun tak dapat mengatakan apapun, aku hanya menangis dipelukannya. Ini hanyalah bayangan Leo, tapi aku merasa jika ini adalah Leo yang sesungguhnya. Aku benar benar ingin memeluknya, aku tak ingin melepasnya. Biarkan aku tetap seperti ini, aku merindukanmu Leo.

“sudah malam, ayo kita pulang” bisiknya ditelingaku saat ia sedang mencoba menenangkan ku. ia kemudian menggenggam tangan ku dan menuntun ku sampai rumah. Saat aku masuk kamar ku, Leo hanya mengikuti ku dan duduk di sofa kamarku. Suasanaku mendadak menjadi canggung. “tidurlah dengan nyenyak” begitulah kata Leo saat aku hendak tertidur, aku hanya tersenyum kearahnya dan mulai memejamkan mataku. Aku sangat menikmati malam pergantian tahun ini.

Pagi ini aku terbangun karena sinar mentari yang masuk ke kamarku lewat jendela berbintang dekat kasur ku. Saat terbangun, pandangan ku langsung mengarah ke sofa tempat biasa Leo duduk, namun aku tak menemukan Leo disana. Ia memang begitu, terkadang ia keliaran sendiri tanpa ku. Ia memang manusia yang memiliki rasa penasaran yang tinggi.

"Mina-san.." 

Bayangan Leo membangunkan ku dipagi ini, tunggu... Ia tak menghilang?

Aku langsung terbangun dan duduk menatap bayangan Leo. "Kau masih disini?' tanyaku. "Memangnya kau berharap aku pergi?" tanya balik Leo padaku. Ini aneh, kupikir rasa penasaran arwah Leo ini sudah terbayar, kupikir dengan aku memberi tahu jika aku mencintainya, sudah cukup membuat Leo pergi dengan tenang. Lalu, apa yang seharusnya aku lakukan?

Sepertinya dugaan ku memang salah, bayanga Leo itu masih ada, sudah berbulan-bulan sejak aku mengatakan bahwa aku mencintainya, tapi dia tetap ada didekat ku. Dia masih mengikuti ku kemana pun aku pergi. Ia mengikuti ku seperti biasanya, menemani kesehari-harian ku, menemani jadwal kampusku, menemani malam ku, tidak ada yang berubah dengan wujudnya.

"Hey Kambing! apa kau pernah ke kamar ku?" Tanya Leo secara tiba-tiba.

"Tidak, aku belum pernah ke kamar mu dirumah, begitu juga sebaliknya, Leo tidak pernah masuk kamarku" jawab ku padanya.

"Kau tidak seberuntung ku ya? sekarang, bahkan aku tinggal di kamarmu" Candanya padaku.

"Kau berbeda, kau bukan Leo sungguhan, kau bahkan bisa datang kemana pun tempat yang kau mau." nada ku agak kesal karena candaannya. Iya, memang benar, selama Leo hidup, kami tidak pernah sekali pun saling mengunjungi kamar masing-masing, berbeda dengan bayangan Leo ini, dia bukanlah Leo yang nyata, dan dia memang mengikuti ku sejak awal kita bertemu di pemakaman Leo dan berakhir dengan dia yang saat ini menetap dikamar ku.

"Apa kau ingin mampir ke kamar ku?' tanya Leo dengan nada sungkan padaku.

"Untuk apa? Apa kau gila? Mungkin saja kamar mu sudah dibersihkan" jawab ku.

"Aku penasaran dengan isi kamar ku, mungkin aku bisa bernostalgia disana. Mungkin juga kau memang ingin tau." begitulah kata Leo.

Sejujurnya aku memang merindukan suasana bersama Leo yang nyata, aku juga berkeinginan mengunjungi rumahnya. Sejak kepergian Leo, aku sama sekali tak berani mendatangi rumahnya, aku takut jika aku datang kesana, aku malah menderita dengan rasa rinduku pada Leo, aku tak ingin menambahkan kesan haru di keluarganya, makannya aku belum memberanikan diri untuk mendatangi orang tua Leo.

Namun setelah bayangan Leo itu berkata seperti itu, aku merasa benar-benar ingin mengunjungi rumah Leo, aku juga merindukan suasana bersama Leo yang nyata, aku juga ingin bernostalgia dengan kenangan kita, sekali-kali aku juga harus melihat keadaan orang tua Leo, karena bagaimana pun dibanding dengan aku, orang tua Leo adalah orang yang paling menderita dan merasa sedih atas kepergian Leo.

"Baiklah, ayok kita ke rumah mu, nanti saat ulang tahun mu, aku akan mengunjungi orang tua mu, sudah lama juga aku belum bertemu mereka. Mungkin kamu juga merindukan nya, walaupun kamu tidak mengingatnya. bagaimana?" tanya ku pada bayangan Leo.

"Oke!! aku akan mengingatkan mu nanti" Jawabnya begitu.

Sejujurnya aku juga sangat merindukan mu Leo.


Halo semua..

Aku gak tau kalo ternyata menjadi manusia itu harus Sempurna.

Minggu, 19 Januari 2025 Masih awal tahun ya... Tapi hari ini aku tau, ternyata aku masih belum sebaik itu untuk hidup di dunia. Dengan adany...