TWENTY FOUR
-I'M NOT A NORMAL-
Sejak kepergian Leo, dihari itu aku
mulai melihat bayangan transparan seperti Leo. Ia sangat mirip dengan Leo.
semakin hari, bayangan itu semakin terlihat nyata. Bahkan sejak aku mulai
berkuliah kembali pun, ia terus mengikutiku. Aku tak merasa takut dengan itu,
bahkan aku merasa tak sendirian disini. Ia cukup membantu menyembuhkan depresi
ku karena kepergian Leo yang asli.
Setiap harinya aku hanya mengabaikan
bayangan Leo itu, walaupun sepertinya ia selalu saja ingin mengajak ku
berbicara. Hingga akhinya aku sedang merasa dititik terjenuh ku, aku mencoba
untuk menatap bayangan itu, lalu ia berkata “oh? Apa kau dapat melihatku?”. Aku
hanya mengangguk ke arahnya. Setelah itu, ia langsung mendekati ku. ia terus
bertanya untuk memastikan apakah aku benar dapat melihat dan berkomunikasi
dengannya. “ya! Aku dapat melihat mu dan mendengar mu, jadi jelaskan siapa
kamu?” tanya ku padanya. “ ia terlihat terkejut mendengar pernyataan ku, “aku
Lee Yong Gi, aku melihat namaku dipemakaman waktu itu.” Benar, ia bukanlah Leo,
ia hanya bayangan lain Leo, bahkan ia tak mengetahui namanya sendiri. Aku
memanfaatkan keadaan ini untuk menghilangkan kejenuhan ku, aku banyak
berbincang dengannya. “kau terlihat tak sadarkan diri dipemakaman ku, apa kau
saudara ku?” tanya bayangan itu padaku. “berhentilah bersikap seolah kau adalah
Yong Gi, aku bukan saudara Leo. aku hanya teman dekatnya, kami berteman sejak
SMP. Ia sahabat terbaik ku” jawabku. “Leo itu siapa?” tanyanya kembali. Ia
bersikap sangat bodoh, seakan sedang belajar mengenali Leo lebih dalam. Ini
sedikit membuat ku kesal, namun juga membantu ku menghilangkan kejenuhan di
sini.
Setelah kehilangan Leo, aku lebih
sering pulang kerumah, karena aku selalu merindukan semua kenangan ku dengan
Leo yang aku simpan rapih di kamar rumah ku. Sebelumnya, aku hanya pulang dua
kali dalam sebulan, namun kini aku dapat pulang sakali setiap 3 harinya. Aku
tak pulang sendiri, aku ditemani dengan teman banyangan baruku yang selalu saja
membututiku. Bahkan kini tak jarang aku mulai mengobrol dengannya, sekali pun
itu sedang berada di tempat umum.
Aku mulai sedikit akrab dengan
bayangan itu, bahkan aku mulai memanggilnya Leo. aku hanya mesa kasihan, karena
dia terus saja beranggapan bahwa dirinya adalah Lee Yong Gi, dan memaksaku
untuk memanggilnya dengan panggilan Leo juga seperti aku pada Leo yang asli.
Bahkan ketika kami sedang berada di kamar ku, ia berlaga seperti sudah lama
mengenalku, ia seperti mengatakan “apa kau ingat foto ini? Ini saat kita
bermain bola salju bersama, apa kau tak mengingatnya?” atau “apa kau sedang
ingin memakan permen kapas seperti difoto ini? Sepertinya kita harus pergi ke
taman bermain sekarang” ia bersikap sangat konyol seperti Leo, ia hanya
mengatakan apa yang pernah aku ceritakan padanya, ia terlihat lucu.
Bayangan nya semakin hari semakin
jelas, ia bahkan tak terlihat seperti bayangan. Ia banyak membantu ku
belakangan ini, bahkan aku menyadari beberapa hal yang semestinya tak terjadi
pada bayangan Leo ini. Ia dapat menyentuh barang, berbeda dengan saat pertama
kali ia datang yang benar benar seperti bayangan yang tak dapat menyentuh
benda. Tak jarang pula ia mengatakan hal benar tentang Leo tanpa aku pernah
menyeritakannya, seperti ia mengetahui jika Leo memanggilku “Kambing”, bahkan
ia pernah berkata “maafkan aku telah membohongimu”. Aku tak paham dengan
wujudnya ini, aku bahkan tak yakin dengan keberadaannya ini.
Semakin banyak hari hari ku lewati
bersamanya, semakin banyak juga hal hal tentang persahabantan ku dengan Leo
yang aku ceritakannya padanya. Ia seakan tak asing dengan semua ceritanya. Ia
juga selalu mengatakan jika ia tak ingin jauh dari ku, maka dari itu aku
mengijikannya untuk mengikutiku kecual berhubungan dengan privasi ku. ia
makhluk yang cukup penurut, ia juga bersikap asik dan konyol seperti Leo, ia
juga berwawasan luas seperti otak pintarnya Leo. aku merasa Leo benar benar
sedang bersamaku.
“apa kau masih berpikiran bahwa aku
bukanlah Leo?” tanya bayangan Leo padaku, “entahlah, kau hanya datang berwujud
bayangan, tapi kau memiliki seluruh sifat Leo, aku tak yakin kau itu siapa”
jawab ku. “aku terbangun secara tiba tiba saat pemakaman itu, aku merasakan
pusing seperti baru saja terbangun dari tidur. Aku tak mengingat apapun, tapi
aku merasakan seperti pernah melakukan banyak hal, tapi aku tak dapat
mengingatnya. Apa kau tau, selama kau menceritakan semua tentang kita, aku
seperti dejavu. Tapi aku tak bisa memastikan itu benar pernah terjadi atau
tidak.” Begitulah kiranya penjelas bayangan Leo padaku, ia seperti serius
membicarakannya, aku melihat raut wajah serius yang biasa aku lihat saat Leo
sedang membahas hal yang serius. “kenapa kau selalu meminta ku untuk memaafkan
mu? Apa kau merasa berbuat salah padaku?” tanya ku untuk memastikan siapa
sebenarnya banyangan ini. Bayangan Leo menjawab hal yang tak aku duga
sebelumnya, bahkan membuat ku berubah pikiran untuk menganggapnya sebagai
bayangan Leo. “aku meninggalkan mu, saat aku berjanji akan menunggu mu”
katanya.
Aku tak pernah menceritakan apapun
yang terjadi saat hari kepergian Leo, aku hanya menjelaskan momen momen yang
tercetak dalam foto foto yang aku pajang di kamarku. Tapi bagaimana bisa ia
berkata seperti itu, Leo memang pergi ketika ia telah mengatakan akan menunggu
ku saat itu. Bagaimana bisa bayangan Leo ini mengatakan hal itu?