Translate

Kamis, Oktober 04, 2018

Twenty Four [9]

TWENTY FOUR

-I'M NOT A NORMAL-


Sejak kepergian Leo, dihari itu aku mulai melihat bayangan transparan seperti Leo. Ia sangat mirip dengan Leo. semakin hari, bayangan itu semakin terlihat nyata. Bahkan sejak aku mulai berkuliah kembali pun, ia terus mengikutiku. Aku tak merasa takut dengan itu, bahkan aku merasa tak sendirian disini. Ia cukup membantu menyembuhkan depresi ku karena kepergian Leo yang asli.

Setiap harinya aku hanya mengabaikan bayangan Leo itu, walaupun sepertinya ia selalu saja ingin mengajak ku berbicara. Hingga akhinya aku sedang merasa dititik terjenuh ku, aku mencoba untuk menatap bayangan itu, lalu ia berkata “oh? Apa kau dapat melihatku?”. Aku hanya mengangguk ke arahnya. Setelah itu, ia langsung mendekati ku. ia terus bertanya untuk memastikan apakah aku benar dapat melihat dan berkomunikasi dengannya. “ya! Aku dapat melihat mu dan mendengar mu, jadi jelaskan siapa kamu?” tanya ku padanya. “ ia terlihat terkejut mendengar pernyataan ku, “aku Lee Yong Gi, aku melihat namaku dipemakaman waktu itu.” Benar, ia bukanlah Leo, ia hanya bayangan lain Leo, bahkan ia tak mengetahui namanya sendiri. Aku memanfaatkan keadaan ini untuk menghilangkan kejenuhan ku, aku banyak berbincang dengannya. “kau terlihat tak sadarkan diri dipemakaman ku, apa kau saudara ku?” tanya bayangan itu padaku. “berhentilah bersikap seolah kau adalah Yong Gi, aku bukan saudara Leo. aku hanya teman dekatnya, kami berteman sejak SMP. Ia sahabat terbaik ku” jawabku. “Leo itu siapa?” tanyanya kembali. Ia bersikap sangat bodoh, seakan sedang belajar mengenali Leo lebih dalam. Ini sedikit membuat ku kesal, namun juga membantu ku menghilangkan kejenuhan di sini.

Setelah kehilangan Leo, aku lebih sering pulang kerumah, karena aku selalu merindukan semua kenangan ku dengan Leo yang aku simpan rapih di kamar rumah ku. Sebelumnya, aku hanya pulang dua kali dalam sebulan, namun kini aku dapat pulang sakali setiap 3 harinya. Aku tak pulang sendiri, aku ditemani dengan teman banyangan baruku yang selalu saja membututiku. Bahkan kini tak jarang aku mulai mengobrol dengannya, sekali pun itu sedang berada di tempat umum.

Aku mulai sedikit akrab dengan bayangan itu, bahkan aku mulai memanggilnya Leo. aku hanya mesa kasihan, karena dia terus saja beranggapan bahwa dirinya adalah Lee Yong Gi, dan memaksaku untuk memanggilnya dengan panggilan Leo juga seperti aku pada Leo yang asli. Bahkan ketika kami sedang berada di kamar ku, ia berlaga seperti sudah lama mengenalku, ia seperti mengatakan “apa kau ingat foto ini? Ini saat kita bermain bola salju bersama, apa kau tak mengingatnya?” atau “apa kau sedang ingin memakan permen kapas seperti difoto ini? Sepertinya kita harus pergi ke taman bermain sekarang” ia bersikap sangat konyol seperti Leo, ia hanya mengatakan apa yang pernah aku ceritakan padanya, ia terlihat lucu.

Bayangan nya semakin hari semakin jelas, ia bahkan tak terlihat seperti bayangan. Ia banyak membantu ku belakangan ini, bahkan aku menyadari beberapa hal yang semestinya tak terjadi pada bayangan Leo ini. Ia dapat menyentuh barang, berbeda dengan saat pertama kali ia datang yang benar benar seperti bayangan yang tak dapat menyentuh benda. Tak jarang pula ia mengatakan hal benar tentang Leo tanpa aku pernah menyeritakannya, seperti ia mengetahui jika Leo memanggilku “Kambing”, bahkan ia pernah berkata “maafkan aku telah membohongimu”. Aku tak paham dengan wujudnya ini, aku bahkan tak yakin dengan keberadaannya ini.

Semakin banyak hari hari ku lewati bersamanya, semakin banyak juga hal hal tentang persahabantan ku dengan Leo yang aku ceritakannya padanya. Ia seakan tak asing dengan semua ceritanya. Ia juga selalu mengatakan jika ia tak ingin jauh dari ku, maka dari itu aku mengijikannya untuk mengikutiku kecual berhubungan dengan privasi ku. ia makhluk yang cukup penurut, ia juga bersikap asik dan konyol seperti Leo, ia juga berwawasan luas seperti otak pintarnya Leo. aku merasa Leo benar benar sedang bersamaku.

“apa kau masih berpikiran bahwa aku bukanlah Leo?” tanya bayangan Leo padaku, “entahlah, kau hanya datang berwujud bayangan, tapi kau memiliki seluruh sifat Leo, aku tak yakin kau itu siapa” jawab ku. “aku terbangun secara tiba tiba saat pemakaman itu, aku merasakan pusing seperti baru saja terbangun dari tidur. Aku tak mengingat apapun, tapi aku merasakan seperti pernah melakukan banyak hal, tapi aku tak dapat mengingatnya. Apa kau tau, selama kau menceritakan semua tentang kita, aku seperti dejavu. Tapi aku tak bisa memastikan itu benar pernah terjadi atau tidak.” Begitulah kiranya penjelas bayangan Leo padaku, ia seperti serius membicarakannya, aku melihat raut wajah serius yang biasa aku lihat saat Leo sedang membahas hal yang serius. “kenapa kau selalu meminta ku untuk memaafkan mu? Apa kau merasa berbuat salah padaku?” tanya ku untuk memastikan siapa sebenarnya banyangan ini. Bayangan Leo menjawab hal yang tak aku duga sebelumnya, bahkan membuat ku berubah pikiran untuk menganggapnya sebagai bayangan Leo. “aku meninggalkan mu, saat aku berjanji akan menunggu mu” katanya.

Aku tak pernah menceritakan apapun yang terjadi saat hari kepergian Leo, aku hanya menjelaskan momen momen yang tercetak dalam foto foto yang aku pajang di kamarku. Tapi bagaimana bisa ia berkata seperti itu, Leo memang pergi ketika ia telah mengatakan akan menunggu ku saat itu. Bagaimana bisa bayangan Leo ini mengatakan hal itu?

“aku hanya ingin mengatakan itu padamu, itu terlintas begitu saja. Aku seperti telah melukai perasaan mu, dan banyak membohongimu. Bisa kau beritahu aku? Apa kau benar merasa telah dibohongi oleh ku?” tanya bayangan itu padaku. Aku hanya mengalihkan padangan ku darinya, dan menyuruhnya untuk berhenti bertanya. Aku merasa sedikit sakit, karena aku benar benar mengharapkan bayangan ini adalah Leo yang sebenarnya. Namun dibalik itu, aku berpikiran lain karena melihatnya membuat ku tersiksa, ia bukanlah Leo. Aku ingin hidup normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo semua..

Aku gak tau kalo ternyata menjadi manusia itu harus Sempurna.

Minggu, 19 Januari 2025 Masih awal tahun ya... Tapi hari ini aku tau, ternyata aku masih belum sebaik itu untuk hidup di dunia. Dengan adany...