Translate

Minggu, November 04, 2018

Twenty Four [10]

TWENTY FOUR

-DON'T LEAVE-


“aku penasaran dengan tujuan mu berada disini.” Malam ini aku berjalan pulang bersama bayangan Leo, kami berbicara banyak hal. Aku seperti benar benar sedang bersama Leo, bahkan aku lupa jika seseorang yang berada disamping ku ini hanyalah sesosok bayangan yang berbentuk seperti Leo. “entahlah, mungkin aku tercipta untuk menemanimu” begitulah jawabnya.

“apa mungkin aku melupakan sesuatu saat aku masih hidup? Tapi apa yah, bahkan aku tak mengingat apapun.” Tanya nya dengan nada konyol khas Leo, dia berhasil membuatku tersenyum setiap saat. “kau seperti arwah penasaran.” Jawabku dengan mengejeknya.

Ku pikir ia memang tercipta karena rasa penasaran Leo selama ia hidup seperti dalam film, apa mungkin ia memang terlahir untuk mencari tau kebenaran akan suatu hal? Hanya itulah yang berada di pikiran ku saat itu. Aku tak mengerti dengan keberadaan Leo ini yang datang secara tiba tiba. Aku sedikit bahagia karena ia dapat menggantikan Leo asli yang telah pergi, tetapi sisi lain hati ku merasa sakit jika mengingat bahwa Leo asli sudah tiada.

Aku benar benar memiki sahabat baru yang tak kasat mata. Aku seperti orang gila yang tak jarang selalu berbicara sendiri dihadapan publik normal, namun ini tak mengganggu kenyamanan ku, aku pun sedikit merasa aneh, bagaimana bisa aku merasa nyaman dengan hal gila ini. Aku hanya merasakan keberadaan Leo yang sebenarnya, aku bahkan mengabaikan logika ku yang mencoba menyadarkan ku, namun hati ku benar benar menolaknya.

Aku sangat merasa nyaman didekatnya, karena dengan keberadaannya sekarang dihidup ku, aku dapat merasakan banyak hal yang tak dapat aku rasakan bersama Leo asli. Aku selalu ingin mendengarkan suara Leo bernyanyi, dan pada akhirnya bayangan Leo ini mengabulkan permintaan lama ku itu. Setiap saat aku merasa berada dititik terjenuh ku, ia selalu menghiburku dengan suara khas Leo ditemani nada senar gitar yang ia mainkan. Ia selalu meberikan semangat padaku, ia memberikan kritik yang sangat bermanfaat padaku. Ia menenangkan ku saat aku sedang tak akrab dengan emosionalku. Ia benar benar seperti Leo yang berubah menjadi ibu kedua ku, aku benar benar merasa nyaman didekatnya.

“apa suatu hari kau akan menghilang?” tanya ku pada Leo yang baru saja menyimpan gitarnya di ujung tempat tidur ku. “mungkin aku akan menghilang jika sudah menyelesaikan tugas rahasia ku itu” jawabnya dengan ekspresi muka konyol yang menjadi ciri khasnya. Sudah 6 bulan ia berada disini namun kami masih belum menemukan maksud dari keberadaannya disini. Kami bahkan berlaga seperti detective conan, hanya untuk memastikan apa sebenarnya tugas rahasianya itu.

“apa kau pernah mencintai seorang pria?” pertanyaan tiba tiba itu terlepas dari mulut Leo, “kenapa kau menanyakan itu?” tanya balik ku padanya. Ia tak menjelaskan suatu alasan dari balik pertanyaan itu, ia hanya mengatakan “aku hanya penasaran.”

Selama ini aku pernah beberapa kali mengagumi seorang pria, namun berakhir dengan cerita yang menyakitkan, hingga akhirnya aku benar benar merasakan perasaan yang sangat sulit untuk dihilangkan, bahkan itu bertahan hingga bertahun tahun. Hati kecil ku mengatakan bahwa aku mencintai Leo, namun apa tak akan apa apa jika aku memberitahu perasaan ku ini pada bayangan Leo ini? Aku hanya merasa belum siap mengatakannya, karena ia benar benar sudah ku anggap seperti Leo asli yang sebenarnya sudah tiada.

“apa kau benar benar terlahir sebagai arwah penasaran?” tanya ku dengan sedikit candaan pada Leo. “aku terlahir sebagai manusia tampan” begitulah jaawaban konyol Leo. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman ku, ia selalu saja membuatku tersipu malu.

“jika aku memang arwah penasaran, apa aku akan menghilang jika sudah mendapatkan kejelasan dari rasa penasaran itu? Seperti di film film, Apa aku dapat terbangun menjadi manusia hidup lagi? Atau menjadi bibit lain?” Ia hanya bergumam disamping tempat tidur ku, bagaimana aku tidak merasa bingung dengan keberadaannya, bahkan ia sendiri pun tak tau tujuan keberadaannya.

Malam ini adalah hari pergantian tahun, dahulu Leo selalu mengajak ku menonton pesta kembang api bersama di atap rumah nya, kelurganya selalu membakar BBQ untuk merayakan pergantian tahun. Namun malam ini terasa sangat berbeda, ini adalah tahun pertama aku tak merayakan pergantian tahun di rumah Leo sejak kepergin Leo. maka dari itu, aku memutuskan untuk mengajak bayangan Leo ini untuk menonton pesta kembang api di puncak bukit teletubies yang berada di dekat rumah ku.

Ini sudah sangat malam, aku seperti wanita liar yang keluar rumah sendirian di malam hari. Namun tidak, aku tidak sendirian, aku bersama Leo disini. Seperti biasanya aku dan Leo akan menghitung mundur pergantian tahun, tinggal 10 detik menuju hari yang baru.

“10.. 9.. 8.. 7.. 6.. 5.. 4.. 3.. 2.. 1.. Happy New Year!” petasan pun menghiasi langit malam yang indah, suara terompet terdengar di setiap sudut kota, di bubuhkan terangnya citylights yang terlihat megah dari atas bukit ini. Aku benar benar menikmati hari hari bersama bayangan Leo ini. Tahun ini adalah tahun dengan banyak cerita bersama Leo. entah itu Leo asli maupun bayangan Leo. Tahun ini merupakan tempat kesedihan terberatku datang karena kepergian Leo, namun semuanya dengan mudah terobati dengan kedatangnya bayangan Leo ini tepat dihari kepergiannya. Dengan kerasnya suara ledakan petasan dilangit, hatiku memaksa untuk melepaskan seluruh kesedihan yang menyesakan tubuhku. Tanpa ragu dengan keberadaan Leo disamping ku, aku berteriak dengan kencang meluapkan kesedihan ditahun lalu. Aku ingin mengakhiri semua ini, aku harap kau mendengarkan kata terkhirku Leo. “Aku tak ingin kau pergi!”

Halo semua..

Aku gak tau kalo ternyata menjadi manusia itu harus Sempurna.

Minggu, 19 Januari 2025 Masih awal tahun ya... Tapi hari ini aku tau, ternyata aku masih belum sebaik itu untuk hidup di dunia. Dengan adany...