24 Juli 2022, pukul 22:23 WIB
Itu bukan awal cerita, hanya panggilan awal untuk 57 menit yang Pertama.
Hi.. malu deh, padahal udah bilang "Bye" ternyata balik lagi dengan cerita baru.
Seperti cerita2 sebelumnya, nyuruh pergi tapi tetep aku sendiri yang datang lagi.
Oke next, malam itu aku kembali menghubungi dia, setelah beberapa hari aku menghapus kontak WA dan Line nya. Yah, dihapus sih.. Tapi kan aku tau uname Line dia nih, jadi aku add lagi, terus aku bercerita lagi. Saat itu aku memang sedang membutuhkan ia, ini berhubungan dengan salah satu temannya. Ada beberapa informasi yang ingin aku ketahui tentang salah satu temannya, yang berhubungan juga dengan salah satu temanku yang menjadi bahan pikiran ku malam itu. Masalah itu cukup membuat aku kebingungan dengan langkah apa yang harus aku lalui untuk minimal mengurangi beban masalahnya.
"Gi.. Aku bingung kudu gimana?"
Begitulah ku katakan, sebab memang benar aku bingung dengan langkah awalku. Memang juga ingin ku ceritakan padanya. Ya, memang harus diakui aku sudah sangat berketergantungan padanya untuk bercerita berbagai hal yang sedang aku alami.
"Mau telpon aja?", Ia menawarkannya yang kemudian aku mengiyakan.
Pukul 22:23, ia menelpon ku melalui panggilan Line. Sayangnya, jaringan panggilan apl kurang memadai sehingga 1 menit kemudian ia kembali menelpon ku dalam panggilan Whatsapp.
Aku mulai bercerita mengenai masalah dan keperluan ku menghubunginya, tak paham aku pun dengan alur pembicaraan malam itu, sebab semakin lama pembahasan menjadi semakin random. Saat itu dia sedang berada di kosan bersama beberapa temannya. Tak aneh saat berbicara dengan ku dia akan bertanya2 kepada teman2nya disana.
Aku mulai bercerita mengenai masalah dan keperluan ku menghubunginya, tak paham aku pun dengan alur pembicaraan malam itu, sebab semakin lama pembahasan menjadi semakin random. Saat itu dia sedang berada di kosan bersama beberapa temannya. Tak aneh saat berbicara dengan ku dia akan bertanya2 kepada teman2nya disana.
Panggilan itu berlangsung selama 57:18 menit.
Cukup lama hingga telingaku pun terasa panas, selama itu aku mendengar suaranya, tawanya, bahkan ia pun berbagi ceritanya tipis2. Entah mengapa, terasa begitu dekat walau hanya sebatas suara yang dapat aku dengar. Hari itu adalah pertama kalinya dari 10 tahun aku mengenal dan mengaguminya, kita berada di satu saluran panggilan, hanya kita berdua, dan untuk waktu yang cukup lama bagiku.
Cukup lama hingga telingaku pun terasa panas, selama itu aku mendengar suaranya, tawanya, bahkan ia pun berbagi ceritanya tipis2. Entah mengapa, terasa begitu dekat walau hanya sebatas suara yang dapat aku dengar. Hari itu adalah pertama kalinya dari 10 tahun aku mengenal dan mengaguminya, kita berada di satu saluran panggilan, hanya kita berdua, dan untuk waktu yang cukup lama bagiku.
Entah mengapa, aku ingin mengakuinya bahwa aku menikmati malam itu. Moodku bahkan sangat baik dalam 3 hari setelahnya. Euphoria malam itu menghantuiku dengan sangat baik. Aku bahagia saat itu, sungguh.
Bahkan 3 hariku dapat terselamatkan, hanya karena suara dan canda tawanya.
Mengapa dimalam itu aku sangat tenang dan senang bahkan ketika sedang berbicara dengannya?
Tak seperti aku biasanya yang sangat malu untuk berbicara dengan seseorang via telpon.
Kenapa harus dia?
Kenapa harus dia?
Kenapa harus Anggi yang selalu aku cari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar