Translate

Minggu, Maret 04, 2018

Twenty Four [2]

 TWENTY FOUR

-BIRTHDAY PARTY-


Sudah hampir satu tahun ini kita menghabiskan waktu dengan segala bentuk ujian, dan hampir beberapa minggu kebelakang aku dan Leo tak sempat makan siang, apalagi hingga kabur untuk makan siang di luar sekolah. Kami sibuk mengerjakan segala tugas akhir semester, dan hapalan persiapan ujian akhir yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Ya, aku dan Leo kini hampir sampai dipenghujung tahun sekolah menengah pertama. Tinggal hitungan hari lagi kita akan sah menjadi alumni Hwarang Junior High School. Kami bahkan sudah mulai memilah sekolah mana yang akan kami tuju untuk melanjutkan ke jenjang SMA, tak hanya itu kami pun mulai menjadi siswa rajin yang selalu berada di perpustakaan hanya untuk mencari-cari soal ujian masuk SMA favorit. Ini hal baru bagi ku yang pemalas dalam hal membaca, kurasa Leo memang sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Aku terkadang merasa salut dengannya, itu terjadi saat kita mulai belajar bersama, dan aku sudah mulai merasa ngantuk, sedangkan Leo akan tetap fokus dengan buku pelajarannya.

“wahh.. ujian hari terakhir ko lebih gampang yah. Tebak, posisi ku akan menurun atau tetap menjadi Leo nomer satu disekolah? Hah?” dengan sombongnya ia bertanya seperti itu pada ku saat perjalanan pulang di hari terakhir ujian sekolah. Aku tau, rasanya mustahil jika aku dapat mengalahkan Leo yang selalu berada di posisi pertama tingkat sekolah. Tingkah dia memang gila, tapi otak dia sangat super, bahkan ia sangat sombong dengan otak supernya itu. “pertanyaan konyol. Bahkan aku sendiri gelisah dengan posisi ku di kelas, naik? Bertahan? Atau malah menurun jauh? Ah gilaaaa aku mulai gila memikirkan posisi seperti itu” jawab ku sambil benar merasa gila saat memikirkan nilai akhir sekolah.

“naik”, hanya singkat saja jawaban yang diberikan Leo. Sambil tersenyum, ia menggangkat kepalan tangannya, melambangkan pemberian semangat kepada ku. Kurasa ia memang manusia yang baik. Ah aku berharap akan mengalahkan mu suatu saat nanti.

“Mina sannn!! Ikutlah satu sekolah dengan ku.” Begitu kata Leo. Ia mengajak ku untuk masuk satu sekolah yang sama dengannya, sayangnya aku semakin tidak yakin dengan peluang masuk ku di sekolah yang sama dengan Leo. “Sains International School” sekolah tujuan Leo untuk melanjuti jenjang SMA nya. Ia akan menjadi Albert Einstein disana, candanya. Sangat mustahil tentu, bahkan hanya untuk lulus ujian masuknya saja, manusia bodoh sepertiku manabisa. Ah dia selalu saja menganggap otak ku selevel dengan otak gilanya. Kurasa itu berada di tingkat yang sangat jauh.

Besok kami harus datang sangat pagi ke sekolah, karena upacara kelulusan kami akan dilaksanakan esok hari. Aku dan Leo sepakat untuk berpenampilan paling menarik di acara ini, sebagai rangka perayaan Leo yang tetap menjadi nomer satu disekolah, dan posisi ku yang meningkat menjadi yang nomer satu di kelas.

Saat namaku dipanggil untuk maju ke atas panggung, tingkah gila Leo mulai diperlihatkan kembali di depan umum, tapi kali ini aku tak merasa geram dengan tingkah nya yang meneriakan nama ku dengan kencang hingga terdengar sampai ujung aula, karena aku merasa berterima kasih dengan apresiasi dan dukungan sahabatku itu. Sayangnya, teriakan nama ku itu tak seheboh teriakan para wanita penggila Yong Gi, yang terus mereka teriakan dari awal acara hingga penutupan upacara kelulusan. Hebatnya kekuatan popularitas Yong Gi memang sangat tidak diragukan lagi, bahkan saat akhir acara Leo mendapatkan banyak bouqet bunga dari ukuran yang sangat besar hingga yang berukuran mini namun imut, sebagai ucapan selamat dari para wanita gila itu yang diberikan untuk Yong Gi si manusia gila ini.

“wah kasian sekali kamu nak. Apa kau sebegitu jeleknya hingga tak ada satu pria pun yang memberikan kado ucapan selamat untuk mu? Aku sangat merasa kasian pada mu, mengapa kau tak sepopuler sahabat ganteng mu ini? Cup cup kambing ku”. Ledekan Leo yang sudah sangat malas aku dengar dari mulutnya, bahkan aku tak sejelek itu, itu hanya karena mereka yang sangat mencintai ku sedang bersembunyi disana untuk mengagumi ku dalam diam. Sialan, aku merasa benar benar jelek.

Sayangnya hari ini aku pun akan memberikannya sebuah kado ucapan selamat, bukan ucapan kelulusan melainkan ucapan selamat ulang tahun untuknya yang tepat di hari ini yang menginjak usia 15 tahun. Tapi kurasa aku akan memberikannya saat diperjalan pulang nanti, karena jika aku memberikannya sekarang, maka para wanita pencinta Yong Gi itu akan semakin menggila karena tau tanggal kelahiran Yong Gi yang sebenarnya.

“ya! Sekali ini saja, kau berterima kasih lah pada ku. Karena aku masih mengingat hari kelahiran mu!.. hargailah adik kecil mu ini, biarlah aku tak terlihat sebagi putri, tapi cobalah katakan terima kasih pada ku sekali saja.” Begitulah kataku saat memotong pembicaraan Leo yang sedang menceritakan hal tak penting seperti biasanya, sambil ku berikan kado yang sudah ku persiapkan untuknya. “Waw!! Ku pikir kau melupakannya, aku sangat menunggu kado itu, ku harap itu adalah jam tangan yang aku minta padamu minggu lalu!.” Sambil mengambil kado dariku, dan membukannya, sampai akhirnya ia sama sekali tak mengucapkan terima kasih pada ku. Memang manusia kurang ajar. “ahh apa sebegitu pentingkah ucapan terima kasih?” Tanya nya pada ku, “kupikir kau memang jauh dari kata menghargai, sudahlah kau memang seperti itu. Aku sudah memakluminya sejak dulu.” Jawab ku atas pertanyaan konyolnya itu.

“Tuan Putri!!” teriak nya saat tiba tiba berhenti di belakang ku.”Kembang api disana sangat indah bukan?” Tanya Leo padaku sambil menunjuk ke arah bukit kecil di dekat sungai menuju rumah kami. Dengan tiba tiba Leo berlari menuju bukit kecil itu, seketika aku mengejarnya sambil berteriak padanya, apa yang akan kita lakukan disana. “ayo kejar pangeran mu ini tuan putri!!”, lelucon Leo memang tiada hentinya, ia menarikku menaikin puncak bukit kecil itu, dan mengarahkan pandangan ku kepada letusan letusan kembang api yang menghiasi langit malam saat itu. Memang indah, langit yang awalnya berwarna gelap, kini berseri seri dihiasi oleh warna warni yang keluar dari letusan kembang api besar. “birthday party yang sangat mengesankan” bisik Leo yang tiba tiba bergumam saat sedang memandang letusan kembang api. Ah syukurlah perayaannya tak membosankan seperti kado yang aku berikan, karena uang ku tak cukup untuk membelikan jam tangan yang ia minta minggu lalu. Kurasa harga kembang api itu sangat mahal, untunglah mereka siap menyumbangkan sebagiannya, memang kerja sama yang baik antar komunitas seni ini. Terima kasih untuk semuanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo semua..

Aku gak tau kalo ternyata menjadi manusia itu harus Sempurna.

Minggu, 19 Januari 2025 Masih awal tahun ya... Tapi hari ini aku tau, ternyata aku masih belum sebaik itu untuk hidup di dunia. Dengan adany...