Translate

Senin, Juni 04, 2018

Twenty Four [5]

 TWENTY FOUR

-MORE THAN FRIEND-


“setelah lulus nanti, kau akan melanjutkan kemana?”, “aku ingin mencoba ujian masuk Social and Political Department University”, “ahh.. apa kau yakin akan mencoba merantau ke luar kota?”, “aku tak akan merasakannya jika aku tak mencobanya”, “baiklah aku akan pergi ke kota yang sama”, “kau?”, “aku akan coba masuk Sugju Technology Institute. Ahh tidak, aku pasti akan masuk.” Seperti itulah sekiranya saat kita membicarakan kampus yang akan kita tuju.

Bulan ini kami sudah memasuki semester akhir di tahun ketiga, tak terasa kita akan melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Seperti yang sudah Leo katakan, ia akan melanjutkan ke Sugju Technology Institute, kampus itu adalah salah satu kampus terbaik di dunia. Sudah tak diragukan lagi, Leo pasti akan lolos ujian masuk dengan lancar. Tidak seperti aku, yang bahkan masih merasa tak yakin untuk mengikuti ujian masuk sekolah swasta Social and Political Departement University, dimana kampus ini bukanlah kampus terkenal di dunia. Ya, otak ku memang tak secerdas Leo, bahkan aku tak hanya ingin memiliki Leo, aku ingin memiliki otaknya juga, agar aku tak merasa takut lagi saat sedang berhadapan dengan segala ujian.

Hari ini adalah hari libur nasional, aku dan Leo memutuskan untuk pergi bersama ke taman bermain. Happy Fantasy, adalah taman bermain terbesar di Negara ku. Ini bukan pertama kalinya aku dan Leo bermain bersama ke tempat ini. Biasanya jika kita bermain disini, kita akan terus bermain hingga malam tiba, setelah itu kita akan pulang melewati Gangwon River, dan kita akan menikmati pesta kembang api disana. Tapi hari ini ada sedikit yang berbeda dari biasanya, ya aku bermain bersama Leo dengan perasaan suka ku yang tersimpan rapi di dalam hati ku, alhasil aku merasa sangat senang dan tak sabar untuk bertemu Leo. Pagi ini Leo datang kerumah ku, kita berangkat bersama menggunakan kereta. Saat sampai disana, seperti biasanya kita berdua langsung berlari menaiki wahana-wahana ekstrem. Aku dan Leo memang sama-sama menyukai segala tantangan, bahkan saat bermain ke tempat ini, tujuan utama kita adalah permainan-permainan ekstrem. Aku dan Leo sangat bersenang-senang disini, bahkan tanggal ujian yang sebentar lagi akan dilaksanakan pun lupa seketika.

“tunggu disini, aku mau beli minuman” tutur Leo padaku dengan menyuruh ku duduk di bangku dekat kolam ikan. Tak lama kemudian Leo datang membawa 2 minuman dingin dengan 1 permen kapas ditangan nya. Saat didepan ku, ia meberikan 1 minuman dan permen kapasnya padaku. “ternyata keu masih mengingatnya” kataku sambil menerima minuman dan permen kapas dari Leo. Sepertinya Leo memang masih mengingatnya, aku memang sangat menyukai permen kapas yang berada di taman bermain, memang agak aneh, tapi aku tidak terlalu tertarik dengan permen kapas ditempat lain, aku hanya ingin makan permen kapas ditempat bermain, aku rasa ada feelnya tersendiri.

“apa kau mau melihat sesuatu? Manusia tampan ini akan menarik perhatian semua orang disini. Mungkin juga kau akan ikut tertarik” tanya Leo pada ku dengan tiba tiba, belum sempat aku menjawab Leo sudah beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan menuju seseorang pria yang sedang bermain gitar sambil duduk di pinggir air mancur. Aku melihat Leo dari kejauhan sedang berbicara dengan pria yang sedang duduk di samping air mancur itu, tak lama dari itu si pria meberikan gitarnya pada Leo. Leo yang baru saja menerima gitar itu, langsung duduk disamping si pria tersebut. “apakah ia sedang menyanyikan sesuatu?” dalam hatiku bertanya sambil memperhatikan Leo yang sedang bermain gitar disana. Aku semakin penasaran dengan banyaknya orang yang tiba tiba berhenti berjalan untuk menonton Leo yang sedang memainkan gitar, aku lantas menghampiri tempat itu.

“Neujeun bam sure chwihan.. ni moksori mwonga.. seulpeun iri isseossna bwa..~” aku kenal suara merdu yang lembut ini, suara cirikhasnya menggambarkan bahwa seseorang yang bernyanyi ini adalah seorang pria tampan, ya benar ini adalah suara Leo yang sedang menyanyikan salah satu lagu terkenal Best Friend-iKon. Aku benar benar merindukan suara ini, sudah sangat lama saat kita berpisah sekolah dan tak lagi bersantai di sanggar tari sambil mendengarkan Leo bernyanyi menggunakan gitarnya. Sepertinya memang sejak dulu, aku sudah merasa nyaman saat mendengar suara merdunya Leo, namun aku tak menyadari itu, aku memang bodoh.

Seperti yang Leo katakan, ia akan menarik perhatian orang-orang di tempat ini. Benar saja, baru saja Leo mulai bernyanyi sudah banyak orang yang mengelilinginya dan ikut bernyanyi bersama. Aku benar benar merasa nyaman mendengar Leo bernyanyi dengan senyuman manisnya itu, ia terlihat sangat menikmati kegiatannya itu. Saat Leo sudah menyelesaikan konser tunggalnya, ia memberikan salam dan terima kasih kepada semua orang yang telah menonton, dan ia memohon agar siapapun yang sudah menontonnya hendak memberikan sedikit uang untuk dimasukan ke kotak yang ada di depan Leo berdiri, Semua orang yang menonton bertepuk tangan dengan meriah dan lalu memasukan sedikit uang mereka kedalam kotak itu. “pak, ini kotaknya dan ini gitarnya, terima kasih ya pak” dengarku Leo berbicara dengan seorang pria pemilik gitar itu, Leo mengembalikan gitarnya dan memberikan semua uang yang telah penonton berikan kepada pria itu.

“ahh memang aku terlahir sebagai pria langka di dunia ini, tampan, cerdas, pandai bernyanyi dan bermain alat music, wanita mana yang tak tertarik pada Lee Yong Gi ini?” seperti biasa, Leo membanggakan dirinya di depan ku. Aku hanya tersenyum sekejap dan berbalik badan. “maka dari itu, aku tertarik padamu Leo” sahut ku dalam hati sambil tersenyum membelakangi Leo. “langit sudah mulai gelap, apa kita akan berangkat sekarang?” tanya ku pada Leo, “apa kau benar benar sangat menyukai permen kapas yang dimakan saat berada di taman bermain?” pertanyaan balik Leo yang terdengar begitu aneh, itu membuat ku bingung dengan apa alasannya Leo menanyakan hal seperti itu padaku, padahal sejak dulu ia mulai mengetahuinya ia sama sekali tak menanyakannya. “aku hanya merasakan feel yang lebih sweet dari biasanya, itu membuat ku semakin jatuh cinta dengan suasana bahagia saat aku memakan permen kapas dan bermain ditaman bermain” jawabku sambil mulai berjalan menuju pintu keluar. Leo yang ikut menyusulku langsung mengatakan hal yang tak aku duga “kalo begitu, suatu saat setelah aku lulus menjadi seorang insinyur teknik, aku akan membangun taman bermain yang sangat besar dan megah, lalu aku akan membuka toko permen kapas di setiap sudut taman bermain itu. Kau harus sering sering datang bermain ya, agar pendapatanku bertambah banyak. Hahaha” seperti biasanya, ia membuat ku jatuh hati dan kemudian kembali manambahkan lelucon di akhir kalimat manisnya itu.

Saat kami sampai di Gangwon River, kami duduk di tempat berumput di pinggir sungai. Pemandangan kembang api dari tempat itu memang yang paling jelas, ditambah bayangan kembang api yang terpantul di sungai Gangwon yang semakin menambah kesan romantis saat menonton pesta kembang api. Aku hanya berpikir ingin selalu seperti ini dengan Leo, biarkan aku tak menyampaikan perasaan ku padanya, asalkan kita akan tetap seperti ini. Walau saat ini kau hanya menganggap ku sebagai teman, aku yakin jika kita terus melakukan hal seperti ini, suatu saat kau akan merasakan perasaan yang sama dengan ku. Aku yakin, suatu saat kau akan menjadi milik ku, Leo.

Saat acara pesta kembang api selesai, kita bergegas pulang karena waktu sudah larut malam. Saat ku sudah berpamitan pada Leo dan hendak memasuki kamar ku, Leo berteriak dari depan rumah ku “Mina!! Turunlah!!”. Setelah itu aku langsung turun kembali dan membuka pintu masuk rumah ku, tak ada Leo disana, yang ada hanyalah kotak kecil yang biasa Leo berikan pada ku setiap 1 tahun sekali, kurasa tadi ia lupa memberikannya.

Saat aku hendak tidur, aku menempelkan stiker-stiker bintang yang baru saja Leo berikan padaku. Setelah itu aku mencoba menelpon Leo, namun belum sempat aku mencari kontak Leo, aku mendapatkan panggilan masuk dari Leo, aku pun langsung menganggkatnya. “hya.. kau belum tidur?” tanya Leo pada ku, “ah baru saja aku akan pergi tidur” jawabku padanya walaupun sebenarnya aku sama sekali belum bersiap untuk tertidur. “ah begitu? Baiklah maafkan aku mengganggu, silahkan tidur” Leo pun kembali menjawab dengan nada yang aga khawatir menggangguku, sontak aku pun langsung memotong pembicaraannya itu “ahh tidak, aku belum mengantuk!! Ada apa kau menelpon ku?” aku menjadi labil karena tak ingin mengakhiri pembicaraan ini. “ah tidak, aku hanya ingin berterima kasih sudah menemaniku bermain hari ini, bukankah ini sangat melelahkan? Hahah” sahut Leo, aku merasa senang karna ia pun terdengar begitu senang dengan kegiatan hari ini. “apa kau sudah menerima kotak itu?” Leo kembali bertanya padaku untuk memastikan kotaknya sudah aku terima atau belum. “ya, aku sudah menempelkannya di jendela kamar ku. Kau begitu rajin yah, ini sudah 6 tahun kita berteman. Aku sudah menempelkan 18 bintang di jendela ku, ini menjadi terlihat indah jika dilihat saat malam hari” jawab ku padanya sambil menatap jendela ku yang begitu banyak tempelan stiker bintang yang menghiasi langit malamku.

“syukurlah itu berguna, ah Mina apa suara ku terdengar bagus?” tanya Leo dengan tiba tiba, tanpa sadar aku menjawab dengan jujur “Ya”. Aku merasa malu saat menyadari itu, aku langsung menutup mulutku karena aku takut Leo menyadari jika aku sangat menyukai suaranya. “ah kalo begitu ayo kita bermain musik lagi seperti dulu saat SMP, kupikir gerakan tari mu yang sekarang menjadi lebih keren dari masa SMP” ajaknya padaku yang membuat ku tersenyum sendiri. Ku pikir, aku pun ingin seperti itu lagi, mendengar suara mu setiap saat, mendengar suara merdu dan lembutmu saat bernyanyi, aku tak peduli itu dimana pun dan kapan pun, bahkan jika hanya lewat panggilan telepon, aku hanya ingin mendengar suara mu seperti ini. Tapi, aku tak mampu mengatakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo semua..

Aku gak tau kalo ternyata menjadi manusia itu harus Sempurna.

Minggu, 19 Januari 2025 Masih awal tahun ya... Tapi hari ini aku tau, ternyata aku masih belum sebaik itu untuk hidup di dunia. Dengan adany...