Translate

Sabtu, Juli 07, 2018

Twenty Four [6]

 TWENTY FOUR

-CALIFORNIA-


“Apa kau memiliki hadiah untuk ku? Seharusnya kau memberikan 2 padaku” tanya Leo padaku saat kami sedang bersantai di Café Toffe depan sekolah Leo. Hari ini tepat upacara kelulusan kami, kami tidak saling datang menemani upacara kelulusan, karena jadwal acaranya yang saling bentrok. Kami hanya bertemu setelah acara selesai, dan memutuskan untuk bersantai di Café ini. Seperti biasanya, sesuai dengan dugaan ku, Leo lulus dengan nilai tertinggi di sekolahnya ia pun mendapatkan beasiswa di Sugju Technology Institute, berbeda dengan ku yang hanya berada di peringkat 24 tingkat sekolah ku.

Seperti biasanya, saat lulus dengan nilai sempurna, Leo akan meminta hadiah dari ku. Tidak hanya itu, ia juga meminta kado ulang tahun pada ku, karena 3 hari setelah kelulusan ini adalah hari ulang tahunnya. “aku akan sangat boros jika kamu terus mendapat nilai sempurna, dan ulang tahun mu masih berada di 3 hari kedepan” jawab ku padanya. Tanpa disangka, ia hanya menjawab dengan senyuman tanpa memaksaku seperti biasanya. “besok aku akan pergi ke California” aku sangat terkejut saat Leo mengatakan itu. “Apa?! Untuk apa? Apa kau akan melajutkan kuliah disana? Bukankah kau bilang jika kau mendapatkan beasiswa di Sugju Technology Institute?” tanya ku pada nya. “ah tidak, aku hanya pergi selama 2 minggu, jadi bisakah aku meminta kado ulang tahun ku sekarang? Karena nanti saat hari ulang tahun ku, aku tidak ada disini. Hahaha kenapa kau begitu terkejut? Aku akan tetap mengambil beasiswa itu” jawab Leo dengan santainya, ditambah candaan konyol yang sangat tak lucu menurut ku. Ia baru saja membuat ku takut, aku takut jika ia memang benar akan bersekolah di luar negeri, karena kita akan berada di jarak yang sangat jauh. “aku tidak terkejut, hanya saja itu sangat mendadak. Kalo begitu ikut aku sekarang, aku akan membelikan mu sebuah kado” jawab ku dengan mencoba bersikap dingin padanya, “benarkah? Sekarang? Oke kita berangkat sekarang” jawab Leo dengan ekspresi yang sangat bersemangat. Aku tidak tahu untuk apa besok ia pergi kesana, tapi perasaan ku sangat tidak enak, aku sangat ketakutan.

“aku menyukai ini, warna nya bagus dan modelnya pun keren. Aku membeli gitar ini dengan uang tabungan ku selama 6 tahun, jadi terimalah ini sebagai hadiah uang tahun dan nilai sempurna mu. Kau tau? Gitar ini kelewat mahal!” seru ku pada Leo saat baru saja aku membeli sebuah gitar akustik electrik yang harganya menurut ku sangat mahal. “waw ini keren, selera mu oke juga, kurasa kau memang menyukai ku. Hahahah” sahut Leo saat menerima gitar dari ku, tertawa dengan candaan yang membuat ku tersipu malu, yah seperti itulah Leo.

Saat diperjalanan pulang Leo mendapatkan panggilan telephone, aku tak tau itu siapa, tapi Leo mengangkatnya di tempat yang cukup jauh dari posisi ku. Aku sangat penasaran dengan si penelphone. Aku mendengar samar samar percakapannya, Leo seperti berbicara dengan bahasa inggris, dan ia menyebutkan nama Anggie. Aku merasa sedikit cemburu, aku rasa itu adalah nama seorang wanita. “besok aku akan berangkat jam 8 pagi” ucap Leo saat menghampiri ku setelah menerima panggilan tadi. Aku tak dapat mengatakan apapun, aku hanya mengangguk dan lanjut berjalan pulang. Aku kembali seperti biasa, masuk pintu rumah tanpa berpamitan dengan Leo. Aku merasa cemburu dengan kejadian tadi, aku selalu bertanya tanya untuk apa ia pergi? Apa ia akan bertemu seorang wanita disana? Apa ia memiliki kekasih disana? Aku rasa jika itu memang benar, wanita itu adalah wanita yang sangat cantik dan cerdas, tak seperti ku. Sangat banyak hal negative yang mengelilingi pikiran ku saat ini, aku merasa takut.

Pagi ini aku bergegas pergi ke bandara, entah mengapa saat semalam aku berpikiran untuk menghampiri Leo, entah apa yang akan ku lakukan, aku hanya ingin menemuinya. Aku berlari secepat yang ku bisa, aku tiba di bandara 1 jam lebih awal dari jadwal penerbangan Leo. Tak lama setelah aku sampai, aku melihat Leo sedang berdiri sambil memaikan hp nya. Aku tak bisa menghampirinya, aku hanya terdiam diposisi ku yang cukup jauh dari posisi Leo berada. Tak lama dari itu aku mendapat panggilan telepon dari Leo, aku mengangkatnya dengan posisi berdiri sambil mengarahkan pandangan ku pada Leo. “apa yang sedang kau lakukan?” tanya Leo saat aku baru saja mengangkat panggilannya, “ah aku sedang bediam saja, apa kau sedang berada di bandara?” tanya balik ku padanya. “ya, aku akan memasuki boarding room sekarang” jawab Leo, “ah baiklah, hati hati diperjalanan” jawab ku, dan setelah ia berpamitan, ia langsung menutup teleponya. Aku melihatnya mulai masuk ke pemeriksaan barang, ia membawa 1 koper dan tas gitar yang aku berikan padanya kemarin, setelah itu ia mulai menuju boarding room. Aku tak tau apa yang terjadi, tapi aku benar benar tak dapat menghampirinya tadi. Aku hanya terus merasa takut dengan kegiatannya disana.

“Yong Gi!! Happy Birthday, kurasa kau memang nyaman berada disana, kau sama sekali tak mengabarkan ku. Hari ini adalah hari ulang tahun mu, apa kau merayakannya disana? Aku sangat iri dengan mu, kau bahkan liburan di tempat yang keren. Saat aku ulang tahun nanti, berikan aku kado untuk pertama kalinya! Aku ingin pergi ke sana juga!! Kau memang manusia licik. Cepatlah pulang! Kau harus mengurus beasiswa mu di tempat kuliah mu.” Pagi ini di hari ulang tahun Leo, aku hanya mengirimnya pesan ucapan selamat ulang tahun tanpa bisa bertemu seperti biasanya. Ini adalah hari ke 3 Leo berada di California, aku semakin khawatir karena sejak pemberangkatannya hingga hari ini, ia tak mengirim pesan atau panggilan telephone padaku.

Aku terus menunggu jawaban darinya. Hingga tepat 1 minggu Leo berangkat, aku menerima paket kiriman dari luar negeri, aku melihat nama Lee Yong Gi di alamat pengirimnya, saat aku akan membukanya, aku mendapatkan panggilan masuk dari nomor yang tak aku kenal, saat aku mengangkatnya “Kambing Mina!! Datanglah kesini! Aku sudah mengirim mu paket, didalamnya ada tiket pesawat menuju California, kau hanya perlu menyiapkan yang lainnya, pemberangkatannya 2 hari lagi. Apa kau sudah menerima paketnya?” aku kenal suara ini, ini adalah suara Leo. Bergegas aku membuka paket kiriman yang baru saja aku terima, dan ternyata benar, isinya adalah sebuah jaket lembut dengan e-tiket penerbangan California di atasnya. “apa ini? Dari mana kau tau identitas ku?” tanya ku pada Leo, “ah maafkan aku, aku menerimanya dari orang tua mu, hehe. Mereka sudah tau jika aku memberikan mu tiket penerbangan kesini, dan mereka sudah mengijinkannya” jawab Leo yang lantas membuat ku terkejut, karena ternyata orang tua ku mengetahui semua ini.

Ternyata benar, orang tua ku sudah memberikan ijin kepada Leo untuk mengajak ku pergi menyusulnya. Hari ini adalah jadwal penerbangan ku, aku berangkat seorang diri, dan Leo baru saja memberitahu ku bahwa ia akan menjemputku di bandara. Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, ini terjadi sangat tiba-tiba. Perjalannanya cukup lama, aku merasa kesepian di pesawat, aku hanya tertidur saat penerbangan. Saat aku tiba di bandara Internasional Los Angeles, aku menelpon Leo yang akan menjemputku. Ternyata Leo sudah berada di bandara sejak setengah jam yang lalu. Aku merasa sangat lega melihat keadaanya yang baik baik saja, kurasa dia memang bahagia berada disini. Saat diperjalanan menuju tempat yang akan aku tinggalkan nanti, aku bertanya satu hal pada Leo. “apa yang salah dengan mu? Kau bahkan membelikan ku tiket untuk menyusulmu, apa kau kesepian? Kau merindukan ku?” tanya ku. “mungkin itu karna aku sedikit merasa bersalah karena tak pernah memberi mu kado ulang tahun” tanpa basa basi seperti biasanya, Leo hanya menjawab singkat dan jelas pertanyaan ku.  Aku sangat merasa canggung, karena percakapan ku dengan Leo tak biasanya seperti itu. Saat sampai di sebuah apartemen, aku diajak Leo untuk menaiki lift menuju lantai 24. Disana aku diajak memasuki kamar apartemen, ternyata itu adalah kamar Anggie, wanita yang pernah berbicara dengan Leo saat itu. Aku sontak terkejut saat mengetahui Leo tinggal disini selama berada di California, karena aku pikir Anggie adalah kekasih Leo. Saat aku bertanya tentang klarifikasi mengenai wanita bernama Anggie ini, tenyata Leo menjawab dengan tawaan, “hahaha secerdas apapun wanita ini, kurasa jika sekalipun ia bukan kaka sepupu ku, aku tidak akan mau dengan nya” tutur Leo memberikan Klarifikasi tentang wanita ini.

Hari ini adalah hari ke 2 aku berada disini, suasanya memang sangat nyaman, aku tinggal di kamar apartemen milik Anggie bersama dengan Leo. Aku benar benar merasa seperti seorang adik yang sedang menginap di kamar kakanya, Anggie sangat memperlakukan ku seperti adik kecilnya. Hari ini Leo mengajak ku bermain ke suatu tempat, ia tak memberi tahu ku nama tempatnya, ia hanya mengatakan “bersenang senanglah hari ini”.

“ada banyak permen kapas yang unik di tempat ini, kau pasti menyukainya” tutur Leo saat kami baru saja sampai di gerbang masuk Disneyland California. Aku semakin tak mengerti dengan kelakuannya ini, ia memberiku tiket pesawat dan menyuruhku menyusulnya ke sini, kemudian ia mengajak ku ke Disneyland ini, aku rasa uang yang ia keluarkan lebih banyak dari harga gitar yang aku berikan padanya.

Kami menghabiskan waktu hari ini untuk menikmati semua wahana disini. Kami bahkan banyak membeli stuff Disneyland yang unik-unik, tak sedikit kita membeli barang couple sebagai tanda persahabatan kita. Aku merasa sangat bahagia hari ini, bahkan Leo membelikan ku berbagai jenis permen kapas yang berada disini. Saat malam tiba, Leo mengajak ku untuk segera pulang. Ia terlihat begitu kelelahan hari ini, dan tanpa pergi ke tempat lain lagi, kita bergegas kembali ke apartemen.

Setiap pagi Leo selalu mengajak ku lari pagi mengelilingi daerah dekat apartemen, saat siang hari tak jarang Leo mengaj ku bersantai di café atau makan siang di restoran. Namun saat malam tiba, mungkin hanya 2 kali Leo mengajak ku keluar apartemen, itu pun hanya untuk membeli persediaan makanan. Padahal selama aku tinggal disini, aku sangat tertarik mengelilingi kota malam California yang sangat indah jika aku tengok di jendela kamarku. Namun saat malam hari, tak jarang aku mendengar Leo memainkan gitar sambil bernyanyi di kamarnya. Suara terdengar lembut seperti biasanya, aku sangat menyukai suara itu.

Malam ini adalah malam terakhir ku berada di sini, ini sudah hari ke 5 aku tinggal di California. Karena aku sangat penasaran, aku berniat mengajak Leo untuk sekali saja keluar apartemen untuk berjalan-jalan. Aku mengetuk kamarnya, saat ku buka pintu kamarnya ia sedang memainkan gitar pemberian ku. “ada apa? Tumben sekali kau mengetuk kamar ku” tanya Leo padaku, “aku ingin melihat indahnya malam di tempat ini, ini adalah malam terakhir ku” ajak ku pada Leo untuk pergi keluar apartemen. Terdengar suara Anggie yang tiba tiba masuk ke kamar Leo, dan mengatakan “ini sudah malam, Leo harus beristirahat. Lagian kalian besok sudah harus pulang, lebih baik bersiaplah”. Nadanya sedikit seperti sangat melarang ku untuk mengajak Leo keluar untuk berjalan jalan, aku sangat takut karena melakukan kesalahan.

“ikutlah dengan ku” ucap Leo sambil menarik ku dari kamar dan keluar dari kamar apartemen. Ternyata ia mengajak ku ke atap apartemen ini, ia menyuruh ku hanya melihat keindahan kota dari atas sini, dan memberitahu ku jika ia tak bisa berjalan jalan saat malam hari. Saat ku bertanya mengapa, ia hanya menjawab “ini waktunya beristirahat”.

Pagi ini kami akan berangkat pulang, kami diantar oleh Anggie hingga bandara. Selama diperjalanan, Anggie selalu mengatakan “jaga Yong Gi dengan baik” pada ku. Aku tak paham dengan maksud perkataannya itu, bahkan saat kami akan memasuki pesawat, Anggie memelukku dan berbisik “aku percaya dengan mu Mina”. Saat dipesawat, aku menanyakan semua hal yang membuat ku bingung itu kepada Leo, dan Leo hanya menjawab dengan candaannya seperti biasa, “kau memang harus menjaga ku, kau lebih berani dari ku. Ia hanya takut aku menghilang suatu saat... jadi kau tak boleh jauh dari ku, jika sekali pun jauh, kau akan sangat merindukanku. Hahaha.” Aku merasa bingung dengan apa yang harus aku lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo semua..

Aku gak tau kalo ternyata menjadi manusia itu harus Sempurna.

Minggu, 19 Januari 2025 Masih awal tahun ya... Tapi hari ini aku tau, ternyata aku masih belum sebaik itu untuk hidup di dunia. Dengan adany...